A Mirror to Success #Part 1
Kenapa tulisan ini berjudul
“A Mirror to Success” ?
Mirror, artinya cermin. Cermin
adalah benda yang paling sering digunakan untuk melihat diri kita sendiri.
Ketika kita hendak bepergian, seringkali kita meluangkan waktu untuk sekadar
menengok penampilan kita di hadapan cermin. Pun orang-orang acapkali mengisyaratkan
istilah ngaca (bercermin) agar mereka
mampu melihat apa kesalahan yang diperbuat oleh yang dimaksud. Jadi maksud
mirror di sini merujuk pada ‘melihat diri sendiri’ dan mengoreksi hal-hal yang
perlu dibenahi.
Manusia itu
ibarat lantailah, tiap hari pasti ada yang harus dibersihkan. Seakalipun
kelihatannya bersih. Mandi pun harus tiap hari. Karena tiap hari sel-sel kita
beregenerasi dan digantikan oleh sel-sel yang baru, maka akan timbul sel-sel
mati. Tidak terkecuali dengan apa yang dicita-citakan oleh setiap insan,
kesuksesan. Siapapun jikalau ditanya, ‘siapa yang pengen sukses?’, sudah tentu
semua orang akan mengangkat jemarinya, bahkan sampai kaki pun rela ia angkat. kenginginan
sukses (mungkin) bagi sebagian orang bersifat gelombang, maksudnya emmiliki
naik turun berupa lembah dan puncak. Khususnya bagi sebagian pelajar, pada masa
tertent hasrat ingin sukses akan sangat bergejolak, dan ada pula masanya di
mana sukses itu terlupakan seiring denagn gemerlapnya dunia. Sehingga kita
perlu pula metode-metode untuk menyalakan bara api kesuksesan dalam diri kita.
Bermula dari
keinginanku untuk menonton video di Youtube, terlintas dalam pikiranku untuk
men-search video dari salah seorang
mahasiswa berprestasi. Dulu aku sempat menyaksikan video tersebut, namun
setelah kucoba untuk mengetikkan keywordnya
kembali pada layar androidku beberapa kali, nggak
ketemu juga. Dari hasil pencarian, ada beberapa video tentang dia. Lalu aku
pun menyentuh salah satu yang menurutku cukup menginspirasi.
Menawan sekali
kawan, seorang perempuan yang menjadi motivator. Dan berikut bebrapa intisari
dari video tersebut yang aku dengar dan sedikit kutulis dalam catatan buram.
Mengawali
slide pertamanya, tertulis you’ll be
just a memory for some people. Do your best. Be a good one. sudah jelas
bukan? Apa kita mau jadi orang yang biasa-biasa saja? Hidup kita mengalir
seperti air, begitu? Segala sesuatu itu tergantung padamu, ya padamu. Semua
orang punya ukuran “top” masing-masing. Yang tadi mengacungkan jemari, mana
jemarimu? Katanya mau sukses? Apa mau jadi biasa-biasa saja? Misalnya dalam
rapat, kamu mau dateng atau enggak, nggak ada yang bingung, nggak ada yang
nyari, biasa saja. Atau mau jadi yang kalau nggak ada dicari, urusan bakal
cepet kelar kalau ada si dia, diharapkan selalu dalam presensi rapat, dan
sebagainya. Cuma contoh. Maka, jadilah orang yang baik. Bermanfaat. Tapi
menurutku ada yang perlu diselipkan dalam hal ini, jangan trus kita melakukan
sesuatu karena mengahrapkan pujian, sanjungan, bahkan peilaian dari orang lain.
Tetep inget, lakukan dengan ikhlas dan hanya mengharap RidhoNya. : ) ini baru
poin pertama.
Kamu tahu
menara Eiffel? Hari gini nggak tahu??? Aku harus bilang apa yaaa... *abaikan*.
Dan kamu tahu menara-menara tertinggi di dunia? Mereka terkenal karena ketinggiannya.
Filosofinya juga hampir sama dengan kita. Semakin tinggi derajat/kemuliaan
sesorang, orang itu bakal dikenang oleh semua orang. Memiliki kesan
tersendirilah, hampir mirp dengan penjelasan sebelum ini. Masih mau jadi yang
biasa-biasa aja? Bangsa kita itu butuh
manusia unggul, bukan hanya ‘survive’. Sekolah lulus kerja. (sebagian besar
filosofinya yang bikin aku sendiri yach). Paling
baik dikenang paling baik. Menurut cerita dari mbaknya, ketika ia dan teman
sesama mahsiswa datang ke sekolah asalnya, ia ditanya “hay kamu ‘mbak yang
keren’, loh lha yang ini siapa? Teman kuliahmu?”. Padahal, si teman itu dulunya
juga bersekolah di sekolah yang sama dengan mbak keren, sekelas lagi. Tapi yang
dikenang sama gurunya? Yang keren, yang banyak mengahsilkan seguadang prestasi.
Yang nggak sekadar survive. yang paling punya nilai plus.
Buat yang mau
kuliah , atau siapapun, tinggalkan jejak sejarah terbaik dalam masa
perkuliahan. Bisa masa hidupmu. Tinggalkan! seseorang itu dikenang karena apa?
karena kesan dan kebermanfaatannya.
Sukses=dipaksa, gagal=otomatis. Ya,
sukses itu dipaksa. Orang sukses tidurnya berapa jam ? nggak lama dek. Mereka
banyak menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang berkaitan dengan kesuksesannya
atau mimpinya. Maksa. Maksa belajar, maksa berlatih, maksa merenggut
kesenangan-kesenangan. Nah kalo gagal? Otomatis. Nggak perlu usaha sekeras yang
sukses, otomatis aja gagal.
Comments