Posts

Showing posts from August, 2016

unbelieveable

Image
ketika baginya dunia sedang dilanda senjata makan tuan dunianya terasa suram, mungkin di satu sisi dunia yang lain, ada dunia yang sedang bereuforia atas kebanggaannya menjadi pemuda yang diidam-idamkan menjadi bintang kecil di langit, paradigma yang terkadang salah persepsi juga sudah kecil, sulit digapai pula sejauh mata memandang, mereka hanyalah semu seperti mimpi pemuda pemudi itu.. pupus begitu saja..kini berlimpah pemuda pemudi menderita di dalam jeruji kerangkeng, yang membuatnya tak bebas bergerak pengawalan yang acapkali terabaikan, sering membuat hasratnya terbebas membuncah sebenarnya, yang salah siapa? ratusan juta yang menderita kehausan.. menanti seteguk kebermanfaatan yang melepas dahaga meski kita semua tahu, tak semudah kata-kata meluncur dari lidah kita tetapi, mau tunggu apalagi kalau begini senjata makan tuan kian merajalela..

suatu tempat

manusia yang hidup di dunia, pastilah membutuhkan tempat untuk berpijak. tempat di mana ia berdiri tegak dan kokoh. tempat di mana ia mampu melihat kilauan cahaya bintang di ujung langit nun jauh di sana. d-u-n-i-a Kalau orang bilang comfort zone adalah tempat nyaman kita. berlama-lama di sana terasa tidak membuang-buang waktu. orang pun bilang, kita harus keluar dari comfort zone kita agar tersisih perubahan dalam diri. kalau kita tidak berani keluar dari comfort zone, bagaimana kita akan berubah menjadi yang lebih baik lagi? nenek moyang kita sudah mengajarkan istilah nomaden, yakni hiduo yang berpindah-pindah dari tempat ke suatu tempat yang lain. tujuan dari cara beerpikir orang moyang dahulu adalah agar merekamendapatkan sumber penghidupan yang layak sesaui taraf hiudpnya masa itu. mereka ingin sekali melanjutkan hiudup. 

sebuah prolog

masyaa Allah indah :) senyum manis terukir di wajahku. merekah tawa yang tak usai di sudut hatiku. Allahu akbar Allahu Akbar Allahu Akbar.. kata dan kalimat, sunggguh tak mampu melukiskan segala sesuatu apapun yang telah terjadi. skenarioNya amatlah indah, tiada tandingan. dunia baru sedang aku tapaki. pelan dan penuh lika-liku, tetaplah harus berlanjut. Bahkan, matahari setiap hari senantiasa tersenyum manja di ufuk timur dan tersenyum haru sebab tak mampu meninggalkan aku sebagai seorang manusia yang tengah berjalan di atas bumi-Nya. satu.. dua.. tiga.. hari, terlewati. sepeda merah itu terus kukayuh dengan segenap tenaga kecilku. berangkat dan kembali, selalu membawa secercah cerita di setiap harinya. Sebelumnya, belum ada bayangan kehidupan yang akan kujalani akan seperti ini. lambat laun.. Allah menuntunku ke jalan-jalan yang tak pernah kusangka. belum kumengerti. di atas itu semua, kini aku tegap berdiri, menahan perih di urat-urat sendi. disertai keyakinanku, bahwa.. semua