mikir coba, malas adalah nikmat!


Di bawah naungan bangunan nan megah ini, ...

Ah, hidup ini terlalu indah untuk dilukiskan.
Langit mendung sore ini semakin menambah syahdu ruang kontemplasiku. Hujan baru saja datang, genting dan deadunan sejauh mata memandang basah kuyup. Seperti inginnya setiap insan saat dirinya kering, lalu ingin diguyur hujan.
Setiap dari kita pasti tahu, kalau setiap manusia pasti akan merasakan mati. Masih nggak percaya juga? Hmm coba inget saudara atau teman yang sudah berada di balik batu nisan. Mereka pasti pernah hidup kan? Kamu bisa menjadi saksi atas pernah hidupnya dia. Iya, dia atau mereka pun pernah hidup. Tapi, sekarang mereka telah mati duluan. Karena aku juga manusia, pastilah cepat atau lambat aku juga akan mati.

Malas.
Siapa yang tak pernah malas? Saat diri terasa berat melakukan aktivitas. Saat pikiran lebih menang daripada keyakinan dalam hati untuk melakukan dengan penuh semangat. Kalah. Karena hidup juga sekitaran menang dan kalah sih. Termasuk sama diri sendiri, kalau nggak menang ya pasti kalah.

Kenapa malas?
Nggak tau, rasanya males aja. Berat badan ni mau gerak.
Niscaya semua pasti pernah mengalami hal semacam malas ini. Kadang kita menganggap malas itu tidak bisa dipaksakan. Ada benarnya, kalau pikiran tidak bisa dipaksakan itu lebih mendominasi. Sebenarnya bisa-bisa aja kan dipaksakan? Bisa, bisa. Di sinilah kadang aku juga bigung sebenarnya malas itu apa sih. Kok sampai buat orang gagal, menyerah, putus asa, tak bergairah dalam hidup, dan lain sebagainya.

Lampu-lampu yang bergelantungan di masjid kampus no.1 ugm ini, terdiam saja. Betapa banyaknya karunia Allah SWT yang sudah diberikan pada manusia. Betapa akan habis waktu kita kalau hanya untuk menghitung karunia dan nikmatnya. Lalu, kenapa masih malas? Saat hidup sendiri saja adalah sebuah kenikmatan, kenapa masih malas?
Ya, suatu fitrah manusia adalah malas. Bukannya malas tu juga suatu kenikmatan nggak si?
Alllah udah kasih buanyaaaaak banget nikmat ke kita tapi kitanya masih males, apa yang salah dong ya? Hmmm hal-hal semacam ini kalau menjangkiti diri kita sudah selayaknya deh kita segera kenali, kaji, lalu cari solusinya. Karena inget lagi nggak sih, kita pasti mati. Kalau udah mati yaudah mati aja.

Gampangnya gini sih, kalau Allah udah kasih kebaikan lalu kenapa masih males? Kalau amalan munkar/tidak disukai Allah, kenapa nggak males? Bukannya Allah kasih rasa males itu buat males melakukan hal-hal yang tidak Allah suka ya? Kayak amalan munkar, sia-sia, buruk, dll. Iyaya, harusnya males itu ketika ada keburukan, lalu kita pilih males melakukannya. Lha kalo ada kebaikan, udah jelas itu sesuatu yang baik, sangat bermanfaat, enak, nikmat, lalu kita males... apa dong yang salah? Ibaratnya, eskrim. Eskrim kan enak banget tuh ya, kita dikasih eskrim terenak, mahal lagi, nggak semua orang mendapatkannya. Tapi, kita males mengambilnya, kita males makannya, kalo gitu kira-kira ada yang salah nggak sama orangnya? Pasti ada, almisal, dia lagi sakit, nggak nafsu makan, atau kalau makan itu ada sesuatu buruk akan terjadi padanya. Hmmmm masyaAllah betapa terharunya kita saat kita mulai memahami kenapa Allah menciptakan ini itu. Jangan-jangan kalo lagi males, ada sesuatu yang salah dalam diri kita, ada yang sakit dalam diri kita sehingga ketika dikasih sesuatu yang seharusnya nikmat banget di mata kita tibatiba jadi sesuatu yang nggak nikmat banget. Aneh, kan? Iya aneh emang.

Males ngapal Quran, males murojaah, males kuliah, males ngapa-ngapain, males nolong temen... hey, padahal kamu sekarang ini udah dikasih nikmat banyak banget. Nikmat sehat, waktu, bisa napas, nggak ada yang sakit dalam tubuh, bisa jalan, bisa bicara, bisa mendengar, bisa aaaah bisa apaaaa ajaaaa. Itu semua nikmat nggak sih? Udah punya kenikmatan banyak, mau dikasih kenikmatan lagi nolak alias males. Huhuhuh... kalo dipikir rugi juga ya. Ya Allah.

Jadi sebenernya aku sedang bingung reader, kalo lagi males obatnya itu apa biar bisa tibatiba semangat dan melakukan sesuatu itu penuh cinta. Karena aku pernah baca, kalau kita melakukan sesutu tanpa cinta dan semangat, jadinya wasting time. Kan eman-eman banget yak, udah waktunya pendek (nggak tahu hidup sampe kapan) tapi nggak ngelakuin apa-apa. Rugi....

Bukan berarti ketika aku ngomong semua ini aku terlihat lebih baik. Bukan. Justru kelihatan banget nggak sih sungguh belum baiknya aku ini kalau bab males aja masih dibicarakan. Ada banyak orang toh di luar sana yang bisa dengan semangat dan senang sewaktu melakukan sesuatu tanpa merenungi keadaan malasnya? .... iya, jadi inget lagi, gimana mau bangun negeri kalau diri masih seperti ini? Jangan sok dah..... negeri yang merdeka tidak berarti mempersilakan warganya bebas melakukan apa saja, tapi merdeka ialah ketika bisa memaknai kemerdekaan itu sendiri dari jurang penjajahan. Termasuk pikiran yang terjajah oleh rasa malas. 😊

Comments

Popular posts from this blog

Apa itu Vaginismus? Bagaimana islam memandang?

Celengan rindu

Review Film Jakarta Unfair dan opini mengenai permasalahan kemanusiaan di Indonesia