2017

seperti tahun-tahun sebelumnya, di penghujung tahun selalu yang kulihat pertama adalah tanggal 2 di tahun baru.
bukan masalah tahun baru
tapi tanggal dua menjadi saksi bisu jasadku bertambah tua

19 tahun

saudara saudariku tiba-tiba datang menyerbu
lewat media sosial mereka mengetuk pintu
mengatakan selamat ulang tahun padaku
doa pun ikut mengiringi pertemuan itu

tahun ini beda

mataku sedikit mulai membuka dari pejamnya
tanganku mulai gatal jika tak mengerjakan apa-apa
otakku malu jika tak berpikir apa-apa
hatiku takut jika tak berbuat kebaikan
mataku
telingaku
hidungku
lidahku
badanku
kakiku
rambutku
jantungku
bahkan ruhku
semuuuuuaaaanyaaaaa malu seperti itu!
semuanya malu dengan tugas apa yang sudah diperintahkan pada mereka masing-masing
semua malu dengan caranya
semua malu tanpa perintahku
malu dengan dia sendiri

ada banyak resolusi hingga tak cukup jika hanya sebatas dikata
ada banyak motivasi yang terus menyerbu tanpa ampun
ada banyak mimpi yang lelah jika dituliskan di atas putih
ada banyak target yang buatku kewalahan
ada banyak planning yang bingung untuk diprioritaskan mana dahulu

apakah aku sedang mendidik diri, jadi lebay?

semoga tidak, semoga tahun ini -seperti banyak harapan yang dilantunkan orang-orang- lebih baik dari tahun lalu



dedaunan hijau di depan mataku beribisik pelan,
just do it!

 meskipun tertatih!
balasku pelan,

Comments

Popular posts from this blog

Celengan rindu

Apa itu Vaginismus? Bagaimana islam memandang?

Review Film Jakarta Unfair dan opini mengenai permasalahan kemanusiaan di Indonesia