atmosfer

sebenarnya belum mau ngeblog. tapi karena kebelet, dan ngeblog itu seperti pengen beol.. jadinya yaudahlah
mwehehehe (((plungg)))

baru saja kemarin, atmosfer baru itu berhembus lewat bulu-bulu hidungku. sedap. harum. semerbak. membuatku (mungkin) betah berlama-lama di sana. meskipun kultur kami berbeda asalnya, namun kemudian aku berpikir, bahwa Allah begitu sayang dan dekat dnegan hambaNya. seolah-olah Allah lah yang bekerja dengan tanganNya secara langsung. Allah memberikan hadiah yang jauh dari ekspektasi aku sebelumnya. dan, semua ini berada di luar kendaliku. MasyaaAllah..

beberapa hari yang lalu, aku sengaja meremove teman-temanku di grup yang aku buat-buat sendiri. ALhamdulillah grup itu sudah berjalan selama hampir dua tahun. isinya? haha.. hanya meluapkan rasa suwung ku mungkin yaa... semoga bermanfaat saja. andaikata tidak bermanfaat anggap saja spam lah. di situ terselip kejenuhan yang sengaja tak kuutarakan. hingga pada akhirnya tanganku meraba-raba tombol remove.

setelah mundur ke belakang, mari kita maju. sekarang ini, baru saja aku membuka akun instagramku. hehe.. keren dikitlah punya IG. karena hpku nggak bisa buat download ig, yha aku memanfaatkan web ig dan gak bisa ngeposting sesuatu. bersyukurlah masih bsia lihat banyak info-info. ig menurutku, memberi banyak gambaran tentang bagaimana dan siapa orang itu. sebenarnya bukan ahnya ig sih, abnyak akun medsos lain yang bisa buat nebak siapa kamu. tapi akli ini aku mau berbicara tentang ig. di ig, banyak orang memposting foto disertai caption-caption yang ia pikirknan selama berjam-jam. seneng sih lihat mereka plus foto-fotonya. hmm namun aku malah menemukan sisi lain akibat medsos itu. hmm (lagi) atauu karena aku saja yang lebhay? ya trserahlah. aku hanya ingin mengutarakan opini bodohku. bagaimana medsos, khususnya ig merorngrong masuk ke ekhidupan? ya ga gimana-giamna sih. aku hanya ingin berfokus dampak negatifnya. jadi apa dampaknya? dampaknya banyak... anak  muda zaman sekarang (menurt aku loh ya, jangan samakan dnegan menurut kalian), jadi apatis. seolah-olah mereka punya dunia sendiri. maju-maju sedniri. cenderung bergaul dengan mereka yang segaul juga dengan mereka. hmmm gak boleh ngomong gitu juga sih. pada hakikatnya, anak muda itu emmang memiliki kecenderngan untuk bekrlompok dengan orang yang sejenis juga dnegan mereka. dan aku pun menyadari bahwa aku juga begitu. tapi... tapi.. yang aku soroti di sini adalah mereka lebih gimana yaa... sekat itu terlalu jelas! nah loh.. keras banget ngomongnyaa
ohya, aku ingetin, aku bukan mau iri pada mereka. iri gara-gara gak bisa ngeposting di ig gitu? gaklah.. aku hanya bermaksud berbicara di ranah dampak ..

hmhmhm sudah sudah.. lebih baik sekarang berpikir, bagaimana adik-adik kita melestarikan budaya dolanan di dekat rumah. kasihan mereka, jika tak mendapat kebahagiaan itu di masa kecilnya. lebih kasihan lagi kalau mereka sudah kenal instagr*m. mau dikemanakan rasa bangga mereka? di medsos? yaah seharusnya mereka bangga ketika bisa bermain bahagia denagn teman-temannya. based on my glasses, anak-anak jaman sekaarang sudah mulai meninggalkan budaya dolanan.. sulit sekali emnemui ank2 yang gak pulang-pulang menjelnag maghrib. jalanan di desa-desa juga bersih tak bergambar petak-petak untuk engklek. dedaunan liar kini hanya layu dengan sendirinya.. karena nggak ada yang emmetiknya untuk dijadikan pasaran... masih banyak lagi dolanan model lain.

kenapa sampai situ ya arah pembiacaraanku (?) judulnya atmosfer, tapi isinya gak nyambung semuaaa...

dan, inilah atmosfer bumi kita saat ini

mau tidak mau, acuh tak acuh, gila tak gila, kita manusia hanya bisa diam, menerima dengan ridho tentang segalanya yang mulai berubah. tak banyak yang dapat dilakukan anak muda, selain resah berpikir pada hal-hal yang konyol.. bergerak, maju, !!!

Comments

Popular posts from this blog

Apa itu Vaginismus? Bagaimana islam memandang?

Celengan rindu

Review Film Jakarta Unfair dan opini mengenai permasalahan kemanusiaan di Indonesia