meredam hati

Hati, adalah sesuatu yang mudah sekali terbolak-bali. Kita harus senantiasa awas terhadapnya. Jangan sampai gosong dan jangan biarkan masih terkulai mentah. Kitalah yang mengendalikan.

Menjaga hati tidaklah mudah. Membimbingnya juga harus benar-benar hati-hati. Hati adalah sarang yang gampang dibujuki, entah itu sesuatu yang baik atau buruk. Bahkan, hati adalah tempat strategis bagi syetan. Hanya diri kitalah yang bisa menghandlenya.

Hati suka lemah atau kuat. Suka rendah atau tinggi. Suka besar suka kecil. Hati pun tak luput dari lingkunhan sekitar tempat ia berada. Memang, sangat sulit sekali meredam hati yang tak tentu. Kita sendiri kadang kewalahan dengan apa yang kita rasa. Kadang kita sok tahu dengan perasaan hati kita, padahal ada yang lebih tahu tentang bagaimana hati kita sebenarnya, yaitu Allah, Sang Pemilik Hati.

Hati menciptakan rasa sedih juga bahagia. Sabar juga syukur. Dengki, iri, kagum, cinta, tulus, ikhlas, ridho, dan yang lainnya. Terkadang, hati merupakan sumber kehidupan manusia. Firasat yang datang ke hati, membuat orang lebih dari tahu kejadian yang akan terjadi nanti. Hati juga sumber keridhoan, keikhlasan, ketulusan, yang sejati. Hati sangatlah jujur. Hati tidak main-main dalam segala urusan.

Hati kita yang sering tàk menentu, harus selalunkita awasi. Ketika tertimpa ujian berupa keseduhan, kunci sabar harus menjadi peredam atas segala suasana, begutu pula dengan kunci syukur yang harus ada ketika ujian kebahagiaan menimpa.

Bayangkan jikalau tubuh kita tidak dikaruniai hati? Apa jadinya? Berayukur kita punya hati. Maru kita sama-sama menjaga hati dan meredamnya tatkala tak karuan. Jangan lupa menjaga hati orang lain juga, penting.

Hati-hati sama hati

Comments

Popular posts from this blog

Apa itu Vaginismus? Bagaimana islam memandang?

Celengan rindu

Review Film Jakarta Unfair dan opini mengenai permasalahan kemanusiaan di Indonesia