time goes away
Hewwhh ... jujur aku iri. Iri
apa? Banyak. Iri pada mereka yang bisa menuangkan pikiran mereka di blog-blog
mereka. Iri pada mereka yang bisa menulis rekaman hari-hari mereka di buku
diary. Iri pada mereka yang bisa membabat habis novel-novel dengan bahasanya
yang indah. Iri pada mereka yang bisa meresapi sajak-sajak dalam antologi
puisi. Iri. Iri juga pada mereka yang bisa mengangkut buku dari toko buku.
Aiihh .. iri yang tiada guna.
Jadi, apa masalahnya? Banyak ide
yang melayang dan berhamburan bak debu yang kelihatan tapi mau kutangkap kok nggak kena.menyedihkan. jutaan memori
telah terukir di kepalaku. Tapi nyatanya, itu semua terekam sia-sia karena
tidak aku tayangkan dalam untaian kata-kata.
Janjiku 31 Desember lalu, lenyap.
Katanya aku mau menuliskan setiap detik peristiwa yang terjadi selama 2016 nan
indah ini. Eh, janjiku kalah sama waktu dan kesibukanku. Bukan deng, bukan. Lebih tepatnya hati ini
belum terluang untuk melukis kata-kata. Yap, sebenarnya ini bukan masalah
waktu, tapi masalah kehendak hati. Toh ada hari sabtu dan minggu yang
jelas-jelas nggak sekolah. Kalau
dipikir-pikir sekali lagi, nulis itu pekerjaan yang dibenci setan. Alhasil,
pikiran dan tangan ini tertimpa beban malas yang tak terelakkan. Sama deh kayak
baca Al Quran, perbuatan mulia tapi dibenci setan kan? Baca novel, buku
pelajaran, status orang, bisa berjam-jam, tapi giliran baca Al Quran beberapa
lembar sajalah, malasnya sudah nggak
ketulungan. Ditambah lagi, nulis di wall
socmed bakalan lebih asyik deh ketimbang di buku pribadi. Sebab di socmed akan
dibaca banyak orang dan biasanya ada tombol like-nya yang bikin hati
berbunga-bunga.
Masalah ide-ide dan peristiwa
yang berhamburan di kepala tadi, ya ikhlaskan sajalah kalau memang lupa. Karena
kalau ada waktu luang yang benar-benar luang mungkin jemari ini dengan lihai
akan mengetikkannya di laptopku.
Terlepas dari semua hal tentang
iri ...
Kini kita tengah menyongsong ekor
Januari. Rasanya baru kemarin, orang-orang hiruk pikuk menaymbut datangnya
tahun baru. Cepet banget nggak sih? Ya mungkin bagi sebagian orang akan
menganggap tuh hari jalannya lendhet
banget kayak siput. Berbeda denganku dan bebrapa orang lainnya yang sedang
menghadapi detik-detik peristiwa penting dalam hidupnya.
Dua minggu yang lalu, aku dan
beberapa teman sekelasku agak heboh sama yang namanya ujian praktek. Hampir
tiap ada guru masuk yang tadi niatnya mau bahas materi baru, e malah ditanyain
soal kisi-kisi ujian praktek. Kesannya tuh uprak di masa SMA ini menyeramkan
banget gitu. Apalagi buat anak ipa, harus merangkai berbagai peralatan,
mengamati berbagai bahan, dan mengomunikasikannya dengan secarik laporan,
semakin membuat kami cemas dengan segala hal yang akan terjadi. Sedikit
bocoran, kami ini kalau diberi kesempatan untuk belajar percobaan di lab.
Kebanyakan kurang memperhatikan dengan serius. Jadi yha.. beginilah. Mungkin
efek dari kerja kelompok kali ya? Wajar ajalah, uprak ini akan menentukan nilai
kami dibalik kertas ijazah dan dikerjakan secara individu. Nggak akan ada yang namanya tanya-tanya teman dan bingung tentang step-stepnya.
maaf, ini endingnya agak nggantung gitu. rencananya mau dilanjutin lain hari pas nulis. eh, ternyata cuma wacana. maklum, saat ini waktu terasa limited. dipikir nulis penting, nyatanya ada yang lebih penting.
hamasah!!! :)
Thursday, 21 January 2016
Comments