lelah sia-sia

bismillah wkwkw mau cerita di sini ajalah


jadi hari ini aku menemukan sebuah ayat terakhir yang tadi pagi aku setorkan ke musyrifah.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ 

Arti: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Referensi: https://tafsirweb.com/10816-surat-al-hasyr-ayat-18.html


abis itu aku buka ig seseorang akhwat. kadang aku sengaja search ig orang untuk tau apa hikmah yang  bisa aku petik. alhamdulillah  gasia sia sih buka ig beliau. ignya cuma ada dua postingan. salah satu postingannya menyadarkanku tentang kesia-siaan. kontennya tentang kenapa beliau baru buat ig?

pertama, beliau belum tangguh untuk menahan nafsu pribadi. yap, dari kalimat ini rasanya aku udah ketohok aja. apalah aku yang selama ini melakukan suatu hal tapi yaa biar akunya seneng aja. beliau baru buat ig sekarang karena takut menghabiskan waktu untuk sesuatu yang tiada manfaatnya.
hwaaaa iyajuga sih
nah kalau perjalananku mainan ig sedikit berbeda. dulu waktu hpku belum sebagus sekarang, bisa buat main ig cuman gakuat memorinya jadi gapunya aplikasi. kalau pengen biasanya buka lewat web dan itu kalau buat story suka gajelas dan dikritik teman haha. alhamdulillah skrg hp baru yang lebih baik dari sebelumnya, jadi punya aplikasinya dan bisa mainan ig kapanpun. bener sih kaidah lebih baik menghilangkan mudharat daripada memngambil manfaat. ig emang manfaat banget buat jaman sekarang dan biar ga ketinggalan kecepatan arus informasi di zaman ini. pun sekarang banyak akun-akun dakwah yang kontennya bagus atau dg ig kita bisa mengetahui kabar di belahan dunia lain seperti Palestina. karena aku yang masih belum saklek sama prinsip ini, jadinya kadang terlena oleh godaan-godaan yang menurutku alah itu gapapa biar ga penat aja. kalau kata temenku, sekarang nonny sering bikin story ya. meskipun aku tipikal orang yang suka bikin story tapi aku ngga suka liat story orang wkwkwk kecuali akun itu terjamin bakal memberi insight baru buat aku. kadang jadinya aku ngestory yang kurang bermanfaat sebenernya, yaa pengen-pengen aja. atau malah pas lagi di majelis ilmu atau kuliah. malah buat story. story isinya biasanya kebaikan sih, tapi kan kalau begini jadi menyalahi adab terhadap ilmu itu sendiri.
sabtu-ahad kemarin sewaktu mukhayyam quran uga bahas salah satunya tentang waktu kita yang suka sia-sia. kalimat yang paling aku inget itu... seorang muslim atau dai, aktvitasnya harusnya kalau nggak dakwah ya baca quram, kuliah, di majelis ilmu gtu. jadi kalau nggak lagi di agenda dakwah dia lagi berquran atau di majelis ilmu.

kalau diuraikan mungkin kesiasianku ini menjadi-jadi dan bermula beriringan sejak aku pindahan asrama quran. dulu sbeelum beneran pindahan, aku berazzam untuk hijrah dari segala kejahiliyahan diriku sampailah aku bikin ilustrasi hijrah dan lebih baik. namun, pada kenyataannya apa? bahkan aku lebih buruk uy...
kobisa? ya bisa wkwkw

beberapa kali aku sudah mencoba mengentaskan diri dari kubangan kesia-siaan itu tapi susah banget dan sering aku kembali melakukan kesiasiaan lagi. pernah denger ga sih,,, mungkin setan itu tidak membuat kita bermaksiat tapi membuat waktu kita berlalu sia-sia? misal sia sia itu, niatnya buka hape untuk suatu kepentingan eh malah jadi scroll scroll socmed.

di masa sekarang ini aku sedang terus menemukan jati diriku, termasuk branding diri. mau dikenal seperti apa sih aku di mata orang lain? apakah aku yang sering pegang gadget dan ketawa-tawa sendiri karena hal receh? atau aku yang sering berquran dan baca buku? apakah aku yang anteng dan kalem?

bisa dikatakan, inilah tantanagn di zaman sekarang. kadang mata hati tidak mampu membedakan mana yang baik dan buruk. kadang yang buruk tidak terlihat buruk dan baik-baik saja. kadang yang baik itu terlihat kurang meyakinkan untuk dianggap baik.

problematika yang terjadi dalam diriku ini akhirnya berimpact ke banyak hal. mungkin orang mengira aku termasuk orang yang sibuk dg bejibun agenda. akhirnya kadang aku ada konflik sama temen karena amanahku yang ga beres. akademik ku turun. di asrama pun yang seharusnya bisa membuat aku lebih pelit sama waktu justru juga kurang mempan menghalau aku dalam kubangan sia-sia. pernah sampai suatu ketika aku sok-sok an mendiagnosis diri dengan gejala depresi. karena aku merasa tidak bahagia, aku tak menemukan kebahagiaan dalam hidup. aku merasa ada ketika ngobrol dg seseorang,selain itu.. aku merasa semu. nah makanya kadang bagi orang semacam aku yang belum beres dg komitmennya terhadap waktu perlu diwaspadai ketika terlihat sibuk. sebenarnya itu hanyalah masalah mengendalikan nafsu. kalau sudah terjerumus dalam kesia-siaaan ya kamu mau ngomong bagaimanapun dia bakal merasa nikmat.

akhirnya aku bener-bener merasa bingung bagaimana menyikapi hidup ini. mana yang harusnya aku jadikan panutan? sejauh mana aku bisa mentoleransi? prinsip apa yang harusnya aku pegang ketika dihadapkan pada hal itu?

lalu mulai aku tersadar dengan ayat Al Hasyr 18 tadi kalau Allah itu nyuruh kita taqwa dan setiap sekecil apapun yang kita lakukan Allah Maha Teliti dalam melihat. tetiba aku merasa ngeri aja si tentang apa yang selama ini udah aku lakukan. ternyata, dunia yang kita kira bisa membuat hati bahagia, itu hanyalah semu dan sementara saja.

makanya, semakin ke sini aku semakin merasa lelah dengan kesia-siaaan. tadi pagi sempat ngobrol sama mbak asrama, beliau bilang, jangan jadikan orang zaman sekarang menjadi panutan. tapi jadikanlah orang-orang zaman dahulu sebagai panutan. caranya gimana mbak? ya dengan belajar, perbnayak baaca buku. dan cara belajar itu dengan langsung diamalkan dalam keseharian. misal ada kisah sahabat yang mampu membuat kita mnegambil hikmahnya, nahitu coba diamalkan dg hal sederhana pun.


yapp jadi begitulah 3 hari ini lumayan menguliti diri ku yang berlumuran dosa. hehe. rasanya malu ketika terlihat menangis di hadapan orang atau ketika bercerita tentang kondisi diri yang sangat memalukan. ya gimanaa hehew, ini semua harus diterima sebagai proses pembelajaran yang nantinya akan menjadikan kita semakin dewasa :)

Comments

Popular posts from this blog

Apa itu Vaginismus? Bagaimana islam memandang?

Celengan rindu

Review Film Jakarta Unfair dan opini mengenai permasalahan kemanusiaan di Indonesia