poetry ^_^

           Pena dipenghujung malam
                  (Puisi Ngantuk II)
*entah .. kau akan menganggap sebuah puisi atau bukan

Ya sepertinya memang sudah seindahnya dibuatkan tulisan
Tanpa basa basi lagi, apa mau dikata kata kata yang jauh dari baku ini terus mengalir
Apa selagi menikmati malam kelam ditemani gemericik hujan mungkin itu lebih baik
Tlah sekian lama melewati lembah bukit gunung lautan
Kini berada pada puncak ketenangan pada sandaran nan nyaman
Sebenarnya berat, berat memang
Bagaimana tidak? Kami masih stay cool begini masih saja dihantui soal soal abstrak yang karena kami hanya mendapatkan iklan iklan materi
Lelah..
Tak hanya aku tapi juga kau
Pikir saja ringan, ya itulah mungkin penyejuk hati sekaligus jiwa
Toh daripada ada apa apa dengan raga kita
Pena yang menari nari indah kini mulai lunglai
Tak tahan juga akhirnya ..
Yasudahlah .. akhiri saja
Harapan terakhir esok adalah anugrah
Semboyan pada penghujung malam
Detik akhir
Bila berselancar di dunia maya
Kulihat kicauan para pejuang
Aku lelah aku lelah
Aku ingin terlelap
Aku ingin menjemput esok nan indah
Bebas tanpa beban
Namun ..
Hidup ini adalah perjuangan
Aku sang pejuang
Meski setitik sinar tak muncul lagi
Ku coba bertahan
Tapi tak tahan
Sudahlah..
Memang tak pantas juga
Bila tubuh ini akan terlelap
Masih juga menyisakan pena
Selamat tinggal
Panjatkan doa
Berharap nyawa ini masih bisa menghirup  segatnya nikmatNya
Telah ku koreksi perjalanan hari ini
Kusyukuri segala yang ada
Semoga lusa lebih baik dan lebih baik lagi
Hangat nya kain menyelimuti setiap rambut rambut kulitku
Dingin di luar tak lagi menusuk tulangtulangku
Sendi sendiku juga tlah nyaman pada kenyamanannya
Lepas bebas.....

Comments

Popular posts from this blog

Apa itu Vaginismus? Bagaimana islam memandang?

Celengan rindu

Review Film Jakarta Unfair dan opini mengenai permasalahan kemanusiaan di Indonesia