sebuah prolog

masyaa Allah indah :) senyum manis terukir di wajahku. merekah tawa yang tak usai di sudut hatiku.
Allahu akbar Allahu Akbar Allahu Akbar..
kata dan kalimat, sunggguh tak mampu melukiskan segala sesuatu apapun yang telah terjadi. skenarioNya amatlah indah, tiada tandingan.
dunia baru sedang aku tapaki. pelan dan penuh lika-liku, tetaplah harus berlanjut. Bahkan, matahari setiap hari senantiasa tersenyum manja di ufuk timur dan tersenyum haru sebab tak mampu meninggalkan aku sebagai seorang manusia yang tengah berjalan di atas bumi-Nya.
satu.. dua.. tiga.. hari, terlewati. sepeda merah itu terus kukayuh dengan segenap tenaga kecilku. berangkat dan kembali, selalu membawa secercah cerita di setiap harinya.
Sebelumnya, belum ada bayangan kehidupan yang akan kujalani akan seperti ini. lambat laun.. Allah menuntunku ke jalan-jalan yang tak pernah kusangka. belum kumengerti. di atas itu semua, kini aku tegap berdiri, menahan perih di urat-urat sendi. disertai keyakinanku, bahwa.. semua pasti berlalu ..

sendiri menyepi ..
menghirup udara malam tanpa hujan. jiwaku merasa tenang..
lagu sendu berdendang..
betapa indahnya malam ini..
langit jogja bersemburat kemerahan..
membuatku semakin yakin, kalau aku akan menyandarkan kepalaku di atas alas yang nyaman dan bermimpi indah..
namun, aku tiba-tiba teringat, kurang dari dua minggu yang lalu ternyata, perjalanan itu dimulai..
sebuah proses mulai berjalan..
nampaknya aku akan terlihat sebagai air yang mengalir di batu-batuan sungai yang berkelok-kelok..
dihantam batu besar hingga kecil, pasrah..
terjun bebas dari muara..
melihat sekeliling, dan aku, hanya bisa tersenyum haru..
andaikan kalian.. boleh kupeluk satu per satu, akan aku lakukan..
jalan beraspal,
cor-coran berlubang,
jembatan kejut,
lampu merah,
lampu kota,
spanduk-spanduk promosi rokok, makanan artis, minuman segar, alat pencukur ketiak, fotocopy murah, hotel-hotel berbintang,
amang pom-pom dan caping,
orang-orang yang berdiri di halte,
tukang parkir,
bapak-bapak yang gercep ingin menolongku,
tukang bubur,

... ,
... ,



pula aku yakin, kalian pasti memiliki segunug cerita di dalam benak kalian. cerita itu kalian simpan, hendak berbijak menahannya untuk dibagi saat sudah beranak-pinak.
mafhum aku,
 tetaplah di sana, jangan pergi.. kumohon
tunggu aku yang tengah mencetak cerita-cerita indah,
cerita yang tak kan pernah usai mengharu-birukan mata menahan luapan bahagia atas nikmat-Nya

:))

Alhamdulillah, Yogyakarta.

Comments

Popular posts from this blog

Apa itu Vaginismus? Bagaimana islam memandang?

Celengan rindu

Review Film Jakarta Unfair dan opini mengenai permasalahan kemanusiaan di Indonesia