jangan kayak aku :(

hmmm sebelum ngerjain revisian proposal, hatiku tersentuh buat ngeblog dulu wkwk


kepikiran buat merefleksikan setelah 3,5 bulan tinggal di rumah quran

buat pembelajaran sama-sama aja yaaa. ternyata ketika kita punya cita-cita tinggi, konsekuensi untuk meraihnya adalah usaha dan doa kita harus sama-sama tinggi.
mungkin itu yah yang salah satunya miss di awal.

pertama, motivasi
percaya nggak percaya, seseorang yang kehilangan motivasi dalam hidupnya ya dia akan lebih banyak rebahan, goler-goler, atau males-malesan. kebanyakan. kalau sesekali karena capek sih oke aja. ketika seseorang tu punya mimpi, pasti dia akan menghabiskan waktunya untuk melakukan hal-hal yang bisa mencapai mimpinya. kalau aku sendiri ngerasa kehilangan motivasi. karena motivasi itu sesuatu yang terus membuatmu tahu mengapa terus bersemangat. misal, semangat ngedapetin IPK 4 karena orang tua, karena kuliahnya pake beassiwa jadi mau menebusnya dengan IPK bagus, karena inget nggak semua orang bisa kuliah di kampus ini. bisa dibilang mirip sama kayak alasan kita bersyukur sih yang nantinya memicu ghirah dalam diri
kedua, niat yang lurus
nah ini hal terpenting sebelum melakukan apapun, rukun pertama dalam setiap amalan. emang bener banget, kalau niat itu jarang dilurus-lurusin, kita mudah terkecoh dengan hal lain. jadi ketika ada godaan, misal mau berquran eh di samping ada hape, maka dengan mudahnya kita pegang hape. mikirnya sih nggak ngaruh, tetep semangat kok. hellooow, bahkan satu detik itu bisa buat melafalkan beberapa huruf loh. kadang kalau udah pegang hape, bilangnya seru, sampai lupa menit demi menit berlalu. kalau niat kita dari awal udah dilurus-lurusin, nanti apapun godaan yang bermkasud membelokkan niat itu nggak mudah mempengaruhi. niat juga bisa berpengaruh pada keistiqomahan dan kesungguhan. misal, ngafalin quran itu kalau niatnya karena kewajiban menyetorkan setiap pagi, lama kelamaan akan mudah bosan, mudah menyerah ketika nggak hafal-hafal, mudah mengeluh. beda ketika niatnya udah ikhlas lillahitaala, seterlihat susah apapun ayatnya, insyaALlah akan bisa terus sabar.
ketiga, perencanaan dan manajemen waktu
nggak mudah, sungguh enggak mudah. kalau kuliah, skripsi, ada amanah organisasi lainnya, dan urusan-urusan lainnyalalu mau sambil ngafal quran. iya, akan terasa susah kalau kitanya nggak mmebuat perencanaan yang matang dulu. misal seharian kuliah full, sore ada rapat atau urusan, kalau istirahat waktunya udah habis buat makan dan sholat. belum lagi harus cek hape, bales chat, dll. kalau kita nggak merenvacanakan waktu untuk quran, niscaya, ketika disibukkan dengan hal hal dunia hati akan mudah condong dan merasa nggak ada yang salah. makanya, perlu punya targetan dan time bond agar setiap harinya kita nggak kehilangan kesempatan buat quran time. perencanaan juga harus serealistis mungkin, kalau emang lagi padet dan udah capek banget, yaudah nggapapa gausah terllau dipaksa, stres nanti.
keempat, mengurangi maksiat, berbuat hal sia-sia, dan berbuat dosa
kenapa mengurangi? karena manusia itu nggak akan pernah terhindar dari itu semua. adanya kita meminimalisir terjadinya maksiat. di sela-sela waktu misal lagi motoran gitu, sempatkan buat istighfar, nggak cuma abis shalat doang. perbanyak dzikir lah, karena kita nggak tahu apakah yang tadi itu perbuatan dosa apa enggak.
Ya Allah.. sedihnya aku, dari awal kurang mengantisiopasi diri dengan hal-hal yang bisa  bikin futur. kebetulan beberapa bulan terakhir ini deket sama seorang cowok. bukan pacaran sih, tapi yah temen biasa. deket sama hape juga, misal scrolling medsos, seru, akhirnya merasa itu semua nikmat jadi nggak ngerasa kalau sebenernya itulah celah setan membuat manusia kecolongan waktu. apalagi orang yang punya tekad besar buat jadi ahlul quran ya, godaanya gede banget Ya Allah.. bener banget deh ketika sering baca postingan orang di medsos, mungkin kemaksiatan itu nggak menghilangkan hafalanmu, tapi semangat murojaah. iya, kalua udah terjerumus dalam maksiat, ngerasanya biasa aja, ngerasa itu nggak salah jadinya diterus-terusin... sama quran jadi berkurang nikmatnya. jadi berkurang tilawahnya, lebih memilih sibuk sama hape. jangan kan murojaah, adanya cuma ziyadah karena itu sebuah tuntutan rasanya. pokoknya bab ini paling fundamental dan puentiiing banget yang harus diwaspadai. pokoknya kalo ada yang bukan mahramnya, tundukkan kepala aja, kita nggak pernah tahu maksiat mana yang akan menjadikan semangat kita, iman kita, turun. karena iman yang lagi lemah itu terlihat dalam keseharian kamu seperti apa, apakah cuman rebahan sambil hapean apakah semangat terus berquran dan melakukan kebaikan. kapan-kapan deh yaa mau bahas soal non mahram ini yang sering banget pasti kita denger nasehat dari orang orang, ada haditsnya, dalilnya, dll tapi sering banget kita langgar.
kelima, tekad, usaha, dan doa yang keren!
ini sih yang paling harus banget dijaga... menjaga tekad adalah menguji seberapa komitmen sama keputusan yang udah diambil. misal, sehari udah memutuskan buat jarang pegang hape, nah itu nggak boleh sekadar wacana, kalua tergoda hrus berani nahan. sekalinya kata nggak papa, nanti lama-lama jadi terbiasa. pokoknyaaa ikhtiaarr terus semaksimal mungkin. karena pertolongan Allah itu ada di ujung ikhtiar hambaNya

nggak papa kalau kemarin masih banyak kesalahan dan dosa, sekarang waktunya perbaiki! iyap, sebelum ajal menjemput, insyaALlah ada waktu, insyaAllah dibantu Allah. doa jangan asal doa aja, tapi doa sambil merengek, seperti anak kecil yang minta wang ke orang tua. kalau dalam surat apa gitu, doa itu sampai teriak.. itu sebagai bukti kesungguhan kita atas ikhtiar, karena sama aja udah merencanakan dari a sampai z tapi nggak dapet pertolongan Allah

Comments

Popular posts from this blog

Apa itu Vaginismus? Bagaimana islam memandang?

Celengan rindu

Review Film Jakarta Unfair dan opini mengenai permasalahan kemanusiaan di Indonesia