Al Quran dan Bulan Ramadhan


speaker : Mas satria
 place : Istiqomah Mosque, Karanggayam
Saturday, 25 May 2019

Umat terbelakang karena jauh dari Al Quran.
Hal-hal yang bersifat materi, membuat orang berfikir, padahal kesuksesan hanya berasal dari Al Quran
Zaman sekarang : Al Quran belum menjadi panduan utamanya. Kita lihat populasi umat manusia, berapa persen umat muslim yang mengenakan hijab? Kalau dipresentase tidak akan banyak. Berapa persen orang yang mau baca Quran? Dibandingkan orang yang tidak mau baca Quran. Sebagai seorang manusia, bahwa Quran sbg pedoman hidup. Jadikan ramadhan sbg momentum. Misal, tibatiba orang datang ke masjid, tilawah di pojokan, namun orang bersemangat baca Quran hanya saat Ramadhan saja. Sangat sedikit orang yang mau istiqomah dari awal sampai akhir bersama ramadhan. Sangat berkebalikan sama ulama, manakala mereka sudah mendekati 10 hari terakhir sudah mulai berancang-ancang, mengencangkan ikat pinggangnya. Menangisi bukan target tilawah tidak tercapai atau belum beramal banyak, tapi mereka bersedih bisa jadi amal mereka yang sebanyak itu tidak diterima oleh Allah SWT. Itulah amat sedihnya dibandingkan ramadhan itu sendiri. Kalau di masyarakat kita bukan sedih, tapi senang. Alhamdulillah saya belum menemuka  yang membuat H-10 hari idul fitri. Kalau ramadhan itu nggak papa, tapi kalo lebaran, itu melecehkan. Ulama itu takut sekali dg kepergian ramadhan, umat kita malah alhamdulillah., inilah yang harus kita perbaiki persepsi kita thd Ramadhan. 10  hari terakhir kita melakukan amal yang kelihatannya ekstrem. Rasulullah pernah tertinggal 10 hari itikaf, lalu beliau menggantinya dengan 10 hari di bulan syawal. Rasulullah dg bulan ramadhan diidentikkan dg bulan jihad, mengangkat senjata, memerangi orang akfir. Para sahabat menjadikan al quran sbg amal..bukan kita yang masih berinteraksi dg al Quran, menghafal.

Di palestina, ramadhan luar bisasa, di sana kesempatan Ramadhan dipakai utk daurah quran. Bukan daurah 3 hari, atau model YMQ sehari bersama quran. bEsoknya? Di sana mereka intesniif bersama quran, baik saat jeda libur baik musim panas atau musim dingin. Waktunya benar2 utk quran. Ramadhan, aktivitas yang tidak pernah terlepas dg quran. Sahabat dg jihadnya, para pemuda di paelstina berinteraksi dg quran dan berjihad. maka tidak heran kalau disana kita melihat anak2 usia sd sudah menghafal quran. Makanya, penekanan di sana bagaimana anak bisa hafal quran. karena syarat mutlak di negeri quran adalah harus hafal quran dulu untuk bisa berjihad. Karena di sana ada kode2nya yang hanya bisa di jawab dg al quran. kalau kita kodenya ya sambung ayat. Itupun annaba kita sudah ngo-ngossan. Ramadhan yang kita persepsikan sbg pengumpulan amal kita dan juga sbg tonggak awal keistiqomahan kita. Maka, kalau sudah istiqomah, lanjutkan di bulan selanjutnya. Masalah kita : berakhirnya interaksi dg Quran, kita lupa. Lupa pernah khaatam di bulan ramahdna, hafalan 1 juz waktu ramahdan, lupa dg roti halal bi halal di bulan syuawal. maka jadikan rmaadhan sbg pemantik. Amal yang disukai adalah sedikit tapi istiqomah.

Penghafal quran itu bukan sekadar menghafal kata2nya saja. Kalau hanya menghafal kata2 itu sudah dilakukan oleh orientalis. Tapi tidak sampai ke hatinya, sehingga hidupnya tetap dalam kesesatan. Nasehat imam hasan al banna : maka jadilah kita rhuhul jadiid kalian adalah ruh baru di dalam umat ini maka hidupkan dengan quran. Di tengah2 keluarga, negara, hiudpkan quran. Apa sih yang membuat umat islam selalu kalah? Misal lagi voting di dprd, ruu pks yang sempat boooming, ....... Maka perubahan itu kita mulai dari diri sendiri. Bahkan, ruh kita manakala dalam keadaan sehat itu bisa melebihi fisik kita yang sehat. Maka kalaue ada orang badannya kekar dan fitness, sekadar ngangkat beban kuat. Tapi berangkat kajian, ke masjid, itu belum tentu dilakukan oleh orang yang kuat fisiknya saja. Ruh yang kuat, seperti amar bin yassi dan kelaurga, dll, mereka seorang budak yang ruhnya hidup dg quran, dg islam. Bahkan ketika bilal bin rabbah di seret : bilal yang sudah tertanam di dalam dadanya quran........ Kalau ruh belum trtanam, tidak akan mungkin dia sakit di dahapdan orang banyak. Tidak mungkin kalian menjaga izaah. Alalh timpakan dg berbagai macam cobaan. Inilah yang emmbuat kita tetap bersemangat dg quran, meski fisik krempeng sering puasa daud. Tapi hati kita trisi dg quran., seberat apapunh dg quran, tidak akan risau akrena quran sudah ada di dalam diri kita. Itulah manakalah quran sudah trtanaman dalma diri.
Cara memperkuat ruh kita dg quran adalah dengan tilwah quran. Bahkan, rasulullah Saw, pernah telat datamng syuro dg para sahabat., kok telat? Karena Rasulullah menyelesaikan targetan tilawahnya, interksi/muajhadah dg quran belum selesai. Mungkin kita juga bisa meniru, misal wah saya belum selesai tilawahnya, pulangnya nanti steelah tarawaih.
Bahkan, seorang khalifah, umar bin abdul aziz, beliau terbiasa pernah menjeda ajtivitas dg tilawah. Mungkin ini aneh bagi kita, jeda dg quran tilawah. Karena beliau dikatakan, wahai amirul mukminin kenapa menjeda? Karna aku takut aktivitasku tidak diridhoi Allah, jauh dr quran, aku takut dikatakan orang2 uang lalai dari Al quran. Beliau takut sekali dr Rasul, firmannya, ada suatu masa kelak kaum di mana orang lalai dari Quran
Diaktakan dalam surah AL Anbiya, al qruan adalah satu peringatan yan punya berkah yang saya turunkan. Al qruan adalah kitab dzikir kita, yang akan meberi penerangan. Namun, kita lihat, ulama zaman dulu menggunakan quran sbg dzikir, pengingat atas kemaksiyatannya. Ini bisa kita lihat berapa banyak orang yang berinteraksi dg quran? Al quran yang hanya sampai di kerongkongan saja, ada yang baca 10 juz tapi tidak mau bersosialisasi, tapi masih melakukan kemaksiyatan2 saja. Menajdikan keimanan kita pada hari akhirat kalau tidak ada kedua ini aktivtas kita hanya tilawah saja., kita ditargetkan 3 juz 10 juz tidak bahagia, karena tidak berlandaskan pembersihan jiwa dan keimanan pada hari akhir., misal ymq, biasa2 saja, hari akhir biasa2 saja, jadi tidak ada pemaknaaannya dg quran. Kalau kita , ada dampak positif dlm hidup kita. Membaca kitabullah, tilawah itu aslinya membaca yang menyebabkan ada perubahan dalam hidup kita. Minimal ada alaa tat mainnul quluuub, misal baca quran 5 menit scroll nya 15 menit. Kalau pulang ymq, senggol dikit minta maaf, ngasih takjil. Itu yang diharapkan dr interaksi dg quran. Bukan berapa banyaknya. Kalau interaksi kita benar, kita . Jkalau hati kita tidak yakin , aktivitas kita biasa2 saja.
Ada hadits yang menafsirkan hadit, tingkat hafalan semasa di dunia, tilawahnya, dll. Kalau ada orang2 yang berpikiran al quran menjadi kesuksesannya di akhirat, merasa kok Cuma sejuz? Tambah lagi sampai khatam.

Tadi ada bc ulama, seorang ulama ini terbiasa mengkhatamkan quran, fasenya sekitar 2 hari. Wirid abduraahman bil hadi, setiap malamnya mangkhatamkan 1/2 al quran, otomatis dia khatam di setiap harinya. Meskipun ada khadits yang melarang memgkhatamkan quran dalam 3 hari. Misal, ada yang 10 hari sekali, 7 hari, sebulan... Bahkan ada yang mengkahtamkan sehari imam syafii 2 kali, tapi ada yang lebih ekstrem lagi (riwayat terbanyak), mengkhatamkan 4 kali siang hari 4 kali malam hari. Bagaimana bacanya? Yang memberdakan adalah kejernihan jiwa dg ulama zaman dulu. Standar para sahabat, khatam quran adalah 7 hari. Asing banget... . Nggak kuliah sih tapi mereka berjihad. Bisa jadi karena faktor hati kita yang belum cinta dg quran, hanya di bibir doang. Kalau cinta bersumber dari hati, cinta itu akan berwujud dg amal, kalau ulama dg banyaknya mereka hatam. Bahkan , ada yang dijeda maghrib isya khatam. Ayahku di waktu bada maghrib sampai isya, beliau mengangkat kedua betisnya dan mengikatkannya dg kayu. Tersiksa, itu dalam rangka agar fokus. Pokokny jangan diganggu dg quran. Begitu seriusnya ulama dg quran. Minimal, hadirkan kefokusan itu. Cukuplah kita memfokuskan diri dg quran. Di 10 hari trakhir fokuskan, dg itikaf dg quran. Orang yang meyakini dg itikaf itu akan berlomba2 dg 10 hari terakhir. Para sahabat menjadikan 10 terkahir dg berlomba meraih ampun dan melejitkan doa. Bagi yang kuliah, maksimalkan malamnya..

Al qruan sbg minhajul hayah, ruh, dan menjadikan ....... Insya Allah menjadi pembeda kita. Amal tidak hanya sebatas beramal di bulan ramadhan. Bukan sbg pengumpul amal, besok2nya biasa saja, enggak. tapi jadikan ramadhan sbg istiqomah.. Bukan berapa banyaknya amal kita, tapi istiqomah. Maka jadilah kita kaum yang mulia dg quran, senantiasa dekat dg quran.





Futur itu karena sebab mereka melakukan kemaksiayatan. Saya jarang denger ulma melakukan kemaksiatan, mereka futurnya nggak speerti kita, misal setelah beramal jadi tidak. Kalau ulama misal khatam 2 kali jadi sekali. Penyebab futur kita adalh kemunduran iman krn kemasiatan. Bagaimana cara mengatasi futur>\?
- beristighfar. akan ada ahli surga yang melintasi tmpat ini, orangnya sama, sesungguhnya niatku bukan untuk bersilatuurrahmi, tapi agar dikatakan ahli surga. Lalu apa yang membuat engkau masuk surga? Karena kebiasaanku mungkin mengakui dan memaafkan orang lain sebelum tidur. Mungkin akumulasi dosa kita sewaktu sd sma smp.. Maka dg istighfar.
- memaksa dan meningkatlan kita. Kalau biasanya khatam 1 juz, tingkatkan. Biar standar futurnya tidak ,ekstrem agar amal kita senantiasa dalam ketaatan.
akhwat
Bagaimana al quran agar tidak ahnya menjadi amaln dibaca, tapi sbg pedomah
Maka perintah al quran apa saja, kita siap. Itu gambaran kalau kita mengimani quran. Di antara bentuk lalainya... Tahapan selanjutnya dia membaca, mentadabburi, menghafal, dan tahap2 yang paling rumit adalah manakala mengamalkan. Diantara ilmunya yang seidkit sewaktu baca qruan. Dikatakan aisyah, akhlak rasulullah adalah quran. Terkahir, berjihad dg quran, orang yang berjihad dg quran..siap berjuang memperjuangkan quran. Msial di kursi dpr, siap dicemooh, disingkirkan, tahap paling penting adalah mengimani quran. Segala inetraksi itu pendek masanya, misal dia tilawah sebentar, menghafal yang mudah,
A
Amal mana yang lebih utama menghafal atau memahami kandungan?

Para sahabat, tidak menghafal sebelum mengamalkan .kalau kita nggak mungkin, tapi menghafal sambil mengamalkan, menghafalkan sambil tau kandungannya. Misal, menunda berhijab karena belum menghijabi hati.

Comments

Popular posts from this blog

Celengan rindu

Apa itu Vaginismus? Bagaimana islam memandang?

Review Film Jakarta Unfair dan opini mengenai permasalahan kemanusiaan di Indonesia