Halo, mas. Seseorang yang akan kupanggil "mas", yang akan menemani sisa usiaku ke depan :) Mas, boleh ngga aku sedikit bercerita? Boleh ya? 😬 Huft. Capee bgt aku nungguin mas dateng menjemputku 🥲 *belum belum udah ngeluh aja wkwk Andai purnama di ujung sana bisa berbicara dan mengetahui keberadaanmu, ku titipkan pada sang purnama untuk menyampaikan rinduku. Di sini, di sebuah kota yg bersinggungan dengan ibukota, aku menghabiskan hari-hari pasca kampus. Berat. Itulah kesan yg kusematkan padanya. Bergelut dengan kepulan asap kendaraan setiap harinya, demi harga diri seorang yg bergelar sarjana dan secercah bakti pada orang tua yg telah banting tulang mencukupi biaya hidupku selama 24 tahun lamanya. Sunyi.. sepi.. hingga makanan enak nan mahal tak ada lagi rasanya, benar-benar hambar. Lambat laun satu per satu teman menjemput takdirnya dan memulai kehidupan mereka masing-masing. Mereka yang dulu berjuang bersama, kini saling melupakan karena kesibukan. Aku pun mulai linglung...
tanggal berapa ini di bulan februari? 10 cuy.. time flies so fast kok judulnya gitu banget yak? hehe bukan mau membahas soal agama, lebih tentang bagaimana kita menerima takdir yang terlewat sekitar 2 bulan terakhir ini, saya merasa banyak belajar kepada seseorang. hubungan kita lumayan intens, haha. bahkan intim (?) yang jelas juga nulis ini bukan lagi seloo tapi menjadi sarana menguraikan benang ruwet di kepala. kenapa? yap, hari ini dibelajarkan lagi soal prioritas, di sepanjang jalan kepikir tentang prioritas dalam hidup, kayak curhatan ku kemarin, kenapa waktu terasa tidak lebih banyak daripada urusan yang harus diselesaikan? dalam 2 bulan ini pula, diri saya merasa ditempa, dibentur, ditampar, sampai terasa sakit dan tangis menemani hari-hari. lebay ya? ._. nulis ini sebenarnya bagian dari ketidaktahanan hati yang hampir setiap waktu bergejolak. semacam.. ini yang aku lakuin salah kan tapi kenapa masih aku lakuin? ah tapi gapapa biasa aja. di lain waktu kepikiran,...
pernah ga sih merasa maleeeessss bgt. mau ngapa-ngapain rasanya berat bgt. tau kah kalau sikap bermalas-malasan ini bisa menjadi karakter kita? misal, malas bekerja atau mengerjakan sesuatu, maka kita oleh orang lain akan dianggap sebagai orang yang pemalas, tidak punya etos kerja yang baik, tidak bisa diandalkan dampak dari malas ini sungguh tidak baik.. dan taukah? malas itu asal mulanya dari setan. ketika kita malas melakukan pekerjaan yang bernilai kebaikan atau berbuah kebermanfaatan, bukan cuma dalam perkara ibadah deh, bahkan semua orang itu punya setan dalan dirinya, entah dia agamanya islam, kristen, konghucu, katolik, hindu, budha, semua orang dibekali bisikan bernama setan. nah setan ini punya visi misi, kenapa dia menggangu manusia, misi terbesarnya adalah membuat manusia berdosa, lalai dari mengingat siapa Tuhannya. sehingga nanti balasan di akhirat adalah neraka, cuma itu yangd iinginkan sama mereka. nah kabar baiknya, seorang muslim itu punya yang namanya iman...
Comments